Puasa bulan Ramadhan 1442 akan berakhir sepekan lagi. Sedih? Pastinya iya. Bagaimana tidak? Inilah momen kita ditempa fisik dan mental secara langsung oleh aturan yang mengikat dalam syariah agama Islam. Kalau bukan rahmat Allah, bagaimana mungkin kita bisa menahan haus dan lapar belasan jam disertai ibadah lainnya yang menyangkut kekuatan fisik kita. Meski jika seseorang sakit ada dispensari keringanan untuknya yang sudah diatur dalam Al-Qur’an dan hadits, rasanya rugi kalau harus bolong puasanya.
Selain menguatkan kadar ruhani kita, jasmani atau badan kita pun mendapat keuntungan dalam berpuasa.
“Berpuasalah, kamu akan sehat.” (Hadits Riwayat Bukhari)
“Puasa adalah tameng.” (HR
Tirmidzi)
“Dan berpuasa itu lebih
baik bagi kamu jika kamu mengetahui.” (QS. Al-Baqarah : 184)
Definisi sehat menurut
Islam, dan ini bisa didapatkan lewat ibadah puasa yang benar dan sesuai
tuntunan :
1. Sehat Badan
(metabolisme tubuh berjalan baik, buang air besar lancar, selera makan ada, dan
sebagainya)
2. Sehat Jiwa (mampu
memahami orientasi ruang dan waktu), misalnya seseorang akan memakai piyama
atau baju tidur bila berada di kamar tidur, bukan untuk keluar rumah. Karenanya
Islam pun menganjurkan seseorang yang memakai baju minim terbuka aurat hanya di
dalam kamar, bukan di tempat umum sesuai orientasi tempatnya.
3. Sehat social
(mampu berkomunikasi baik dengan dengan orang lain, mudah berteman, tidak
memancing permusuhan dengan orang lain)
4. Sehat Spiritual
(menjalankan ibadah bukan hanya sebagai kewajiban tetapi sebagai sarana
mendekatkan diri kepada Allah. Sebagai hamba-Nya, kita pun punya tugas dari
Allah, memberi manfaat bagi orang lain.
Empat ciri orang yang
merindukan Ramadhan :
Para
kalangan sahabat zaman Rasulullah, untuk menyambut Ramadhan sudah mempersiapkan
diri dengan sering berpuasa sunnah sebelum Ramadhan tiba. Beda dengan kita,
banyak acara makan bersama digelar dengan alasan hari terakhir sebelum puasa.
Menjelang
Ramadhan kenapa banyak orang yang aji mumpung? Mumpung belum puasa, belanja
dulu banyak-banyak, sedia makanan banyak-banyak, belanja ini-itu sebelum
kehabisan. Hal penting yang diterima Allah dari puasa kita bukanlah haus dan
laparnya, tapi takqwanya. Kalau sebelum berpuasa sudah terlatih menahan hawa
nafsu, insya Allah puasa kita pun nggak cuma menahan lapar dan haus, hawa nafsu
juga.
3.
Tingkatkan amalan
sunnah
Bulan
Ramadhan adalah bulan suci, saatnya kita menangguk banyak pahala kebajikan
dengan ibadah-ibadah sunnah. Tadarus quran dan menghapalnya, mengerjakan
shalat-shalat sunnah, bersedekah dan beramal.
4.
Tingkatkan
kesehatan
Pastinya
kita atur menu sehat agar puasa lancar. Menu sehat lho ya, bukan menu mahal
yang belum tentu sehat.
Telah datang kepada kalian ramadhan, bulan yang penuh
berkah. Allah wajibkan kepada kalian puasa di bulan ini. Di bulan ini,
akan dibukakan pintu-pintu langit, dan ditutup pintu-pintu neraka, serta
setan-setan nakal akan dibelenggu. Demi Allah, di bulan ini terdapat satu malam
yang lebih baik dari pada 1000 bulan. Siapa yang terhalangi untuk mendulang
banyak pahala di malam itu, berarti dia terhalangi mendapatkan kebaikan. (HR. Ahmad, Nasai, dan dishahihkan
Syuaib al-Arnauth).
Ah, bagaimana tak sedih
bila Ramadhan akan meninggalkan kita? Begitu banyak kebaikan di dalamnya,
membuat kita enggan berpisah.
24 Ramadhan 1442H
Uhuk... Sebentar lagi berlalu
BalasHapusiya, setiap Ramadhan mau berakhir jadi galau.
HapusEnggak mau ditinggal pergi.
Alhamdulillaah... Berkahnya puasa.
BalasHapus