Sabtu, 01 Mei 2021

Madrasah Utama

 Madrasah Utama


Suatu kali saya pernah datang meliput ke sekolah TK di salah satu komplek International Islamic School. Di ruang lobi ada papan tertempel di tembok bertuliskan “Didiklah anakmu sesuai dengan jamannya. –Umar bin Khattab”. Kalimat yang singkat tapi dalam maknanya pasti terbaca oleh tamu atau orang yang masuk ruangan tersebut.


Di halaman sekolah saat saya berkeliling ada laki-laki cukup tua berwajah semi Eropa dan Arab. Kedatangannya disambut murid-murid TK, “Assalamualaikum, how are you, Sir?” Laki-laki itu menjawab ramah dan melayani salaman murid-murid. Lalu… ada murid yang setelah bersalaman dilanjut dengan bergelayutan di tangannya. Diikuti beberapa murid lainnya. Dari gelayutan manja sampai akhirnya ada yang minta digendong. Satu digendong, yang lain iri. Laki-laki itu lalu berjongkok dan apa yang terjadi? Beberapa murid TK yang lucu-lucu itu nemplok di bahu, ada yang duduk di pahanya, dan ada yang nyender di punggungnya. Saya tanya kepada salah satu guru, siapa laki-laki yang diakrabi anak-anak TK itu? Oh, ternyata dia adalah Guru Bahasa Inggris di TK tersebut. Keramahan dan kebaikannya memenangkan hati murid-murid kecilnya. Padahal Pak Gurunya bule, tapi bisa akrab dengan murid-muridnya.

Anak-anak adalah imitator atau peniru yang baik. Perilaku orang dewasa sekitarnya yang baik dan yang buruk bisa dia tiru dengan mudah. Karenanya lingkungan keluarga di rumah menjadi madrasah utama bagi anak-anaknya. Sadar atau tidak, kita belajar kesabaran, ketekunan dari Ibu. Dan dari ayah kita bisa belajar kedisiplinan, ketegasan, keberanian.

Kita lihat bagaimana seorang sahabat bernama Zaid bin Haritsah yang tinggal bersama keluarga Rasulullah sejak kecil. Zaid bin Haritsah masih keponakan Khadijah, istri Rasulullah tercinta. Karena tinggal serumah, hampir setiap hari Zaid kecil melihat akhlak Rasulullah dan Khadijah. Yang dia lihat dan tiru hanya kebaikan dari orang yang mulia. Di usia dewasa Zaid dipercaya menjadi komandan pasukan muslim yang gagah berani.

Selain Zaid bin Haritsah ada juga anak kecil yang tinggal bersama Rasulullah, dia adalah Ali bin Abi Thalib yang juga sepupu Rasul. Ali kecil memerhatikan bagaimana Rasulullah dan Khadijah melakukan shalat. Keingintahuan seorang anak kecil membuat Rasulullah menjelaskan kepada Ali tentang ibadah shalat, tentang risalah yang dibawanya. Dan Ali menjadi orang-orang pertama yang memeluk Islam dan mengakui sepupunya itu sebagai Rasul Allah. Kecintaan dan sayangnya Ali bin Abi Thalib kepada Rasulullah terbukti dalam berbagai sesi kehidupan Beliau. Saat Ali masih usia remaja, Rasulullah mengumpulkan keluarga besarnya. Beliau menawarkan Islam kepada keluarga besarnya, seraya berkata, “Siapa yang akan menjamin hutangku dan janji-janjiku, bersamaku di surga dan menjadi penggantiku dalam keluarga?” Abu Lahab, paman Nabi yang memusuhinya langsung menghujat Beliau. Tapi dengan berani, Ali berdiri dan berkata tegas, “Aku, ya Rasulullah!”

Juga ada Anas bin Malik yang menjadi anak angkat Rasulullah, sampai dia wafat merasakan betapa kasih sayang Rasulullah kepadanya. Meski kadang Anas melakukan kesalahan, tak pernah dia kena marah Rasulullah. Tanaman yang mantap dan baik juga menghasilkan buah yang baik, seperti Anas bin Malik.

Ketiga sahabat tersebut adalah generasi terbaik Islam yang tidak dididik oleh orangtua kandung mereka. Itu pun bukti, bagaimana anak-anak bergantung kepada lingkungan terdekatnya. Selain sekolah, di masa kecil kita juga belajar agama di madrasah, mushola, masjid.

Dan setelah setua dan dewasa seperti sekarang ini kita, sudah terbentuk dari banyak lingkungan dan pengalaman yang kita alami, ya...

Ustadz Abdussamad pernah bilang, kesusksesan kita bisa jadi adalah buah dari doa orangtua kita, nenek kakek kita.


Kita tidak hidup di jaman Nabi, tapi doa orangtua untuk anaknya bagaikan doa nabi untuk umatnya (hadits riwayat Ad-Dailami)





Selamat hari pendidikan nasional, 2 Mei 2021.



2 komentar:

  1. Hadis terakhir jleb banget ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, bikin kita terharu terhadap doa-doa orangtua kita. Masya Allah...

      Hapus

Mimpi Indah di Akhir Ramadhan

  Perempuan itu merindukan mimpi yang pernah dialaminya lima belas tahun lebih yang lalu. Mimpi dini hari menjelang berakhirnya Ramadhan y...