Selasa, 20 April 2021

R.A. Kartini, Habis Gelap Terbitlah Terang dan Al-Baqarah ayat 257

 

Hari ke-9 bulan Ramadhan tahun 2021 ini bertepatan dengan hari lahir RA Kartini, yang juga diperingati sebagai Hari Kartini.



Tentang perjuangan Kartini yang membela hak-hak wanita di masa sebelum kemerdekaan, kita sudah tahu ya dari masa SD dulu. Kata-kata yang senantiasa ia tulis dalam surat-suratnya yang dia sampaikan kepada sahabatnya di Belanda, habis gelap terbitlah terang, begitu melegenda. Kalimat yang dalam Bahasa Belanda 'door duisternis tot licht' tak terlupakan hingga sekarang.

Dari berbagai sumber disebutkan, Kartini tadinya dilanda gelisah. Al-Quran sebagai kitab suci agamanya tidak dia ketahui artinya. Masa itu pemerintah Belanda melarang menerjemahkan Al-Qur’an. Para ulama juga belum ada yang menerjemahkannya ke dalam Bahasa Indonesia, apalagi Bahasa Jawa.

Kegelisahan Kartini dia ungkapkan lewat surat-surat yang dia kirim kepada sahabatnya di Belanda, Stella Zihandelaar. Sejarah menulis, tanggal 6 November 1899 R.A. Kartini mengungkapkan, bagaimana ia bisa mencintai agamanya jika tak boleh memahami isi kitab sucinya?

Allah Maha Mengetahui isi hati hamba-Nya. Suatu hari pengajian bulanan yang dilakukan di rumah bupati Demak dihadiri K.H. Saleh Darat. Beliau mengajarkan tafsir Al-Quran di kota-kota di utara Jawa, termasuk Demak. Bupati Demak saat itu Pangeran Ario Hadiningrat adalah paman Kartini. Di pengajian tersebut Kyai Saleh Darat menjelaskan tafsir surat Al-Fatihah. R.A. Kartini tekesima dan tertarik dengan penjelasan Kyai Darat.

Sehabis pengajian Kartini meminta kepada Kyai Darat agar menerjemahkan surat Al-Fatihah ke dalam Bahasa Jawa agar dapat dimengerti orang banyak. Kyai Darat menerjemahkannya dalam huruf Arab pegon agar Belanda tidak curiga.

Kartini juga mengeluhkan kepada Kyai, sayang sekali isi Al-Quran yang begitu indah tidak bisa dipahami maknanya karena tidak diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia karena Belanda melarangnya. Kartini wanita yang cerdas, dia tahu bagaimana mungkin orang Islam bisa beramal tanpa ilmu bila tidak tahu isi kandungan Al-Quran?

Kyai Darat tergugah hatinya. Beliau berusaha menerjemahkan Al-Quran dalam Bahasa Jawa aksara Pegon. Aksara Pegon adalah diturunkan langsung dari abjad Arab, yang diyakini masih bersaudara dengan abjad Persia yang juga sama-sama diturunkan dari abjad Jawa. Kerja keras Kyai Darat membuahkan hasil: terbitlah Kitab Tafsir Al-Quran Faidhur Rahman. Kitab tafsir tersebut dihadiahkan Kyai Saleh Darat sebagai hadiah pernikahan R.A. Kartini dengan R.M. Joyodiningrat, bupati Rembang.

R.A. Kartini begitu gembira. Sejak membaca kitab terjemahan karya Kyai Saleh Darat tersebut, Kartini mulai memahami agamanya dengan baik. Bahkan dia mulai meninggalkan pemahaman liberal yang didapatnya dari Belanda. Ketika memahami makna surat Al-Baqarah ayat 257, Kartini mendapat inpirasi gemilang. Kalimat dalam ayat tersebut yang berbunyi 

“Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman)…”

Kartini tersentuh oleh ayat itu, dan dijadikannya kalimat yang ia selalu bawa, “Habis gelap terbitlah terang.”

Selamat Hari Kartini, semoga kita selalu terinspirasi olehnya untuk mencari kebenaran dari Al-Quran.


*disarikan dari berbagai sumber
#30nulistemaRamadhan


Rawamangun, 21 April 2021
9 Ramadhan 1442 H

4 komentar:

Mimpi Indah di Akhir Ramadhan

  Perempuan itu merindukan mimpi yang pernah dialaminya lima belas tahun lebih yang lalu. Mimpi dini hari menjelang berakhirnya Ramadhan y...