Para Nabi pun Mengenal Literasi
Tanggal 8 September hari ini adalah Hari
Literasi Internasional. Unesco menetapkannya untuk meningkatkan laju literasi
bagi semua warga dunia. Secara global masih ada 773 juta orang dewasa di
seluruh dunia yang belum melek huruf atau tidak memiliki literasi dasar.
Bagaimana dengan di Indonesia? Data dari BPS tahun 2018 menyebutkan jumlah penduduk Indonesia yang buta huruf sekitar 3,29 juta orang. Itu yang tercatat, yang tidak tercatat akan menambah lebih banyak lagi orang Indonesia yang belum bisa membaca.
Literasi berasal dari Bahasa Latin, “literatus”, artinya orang yang belajar. Pastinya literasi berkaitan erat dengan proses dan kemampuan membaca dan menulis. Definisi literasi dari National Institute for Literacy malah lebih luas lagi, kemampuan seseorang untuk membaca, menulis, berbicara, menghitung, dan memecahkan masalah. Jadi literasi bukan hanya bisa membaca dan menulis, tapi juga memiliki ketrampilan dan menerapkan ilmu yang sudah dipelajari agar bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.
Dalam sejarah Islam, literasi sudah ada sejak jaman para Nabi dan Rasul yang mengajarkan pengetahuan tentang kebenaran kepada setiap umatnya. Salah satu Nabi yang kita kenal, Nabi Idris yang mengembangkan ilmu pengetahuan. Beliau yang awal mula pandai membaca dan menulis, dan fasih berkomunikasi dengan 72 kabilah yang masing-masing memiliki dialek yang berbeda. Nabi Idris pula di jamannya perkembangan kota sangat maju, ada 188 kota didirikan. Beliau mahir memahat, menjahit pakaian dari kulit binatang, ahli dalam ilmu falaq dan matematika. Karenanya Nabi Idris disebut juga Bapak Ilmu Pengetahuan, karena begitu tinggi kemampuan intelektualnya.
Berlanjut ke Nabi Ibrahim yang disebut juga bapak para nabi,
sangat berjasa dalam peradaban manusia. Nabi Ibrahim mengajarkan tauhid kepada
umat manusia dan keturunannya. Allah SWT mengangkat beliau menjadi imam bagi
seluruh manusia. Surat Al-Baqarah ayat 124 : Dia (Allah) berfirman,
“Sesungguhnya Aku menjadikan engkau sebagai pemimpin seluruh manusia.” Dia
(Ibrahim) berkata, “Dan (juga) dari anak cucuku.” Allah berfirman, “(Benar,
tetapi) janji-Ku tidak berlaku bagi orang-orang yang zalim.”
Semua Nabi dan Rasul diutus untuk umat manusia pada hakikatnya menyampaikan literasi Islam. Ajaran yang dibawa para Nabi dan Rasul adalah pentunjuk dari Sang Maha Mengetahui kepada umat manusia agar selalu dalam jalan yang lurus.
Hari Literasi tahun ini mengambil tema tentang pengajaran dan pembelajaran literasi dalam krisis Covid-19.
Jadi, kita tidak malas lagi untuk membaca buku, kan? Ingat Iqra!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar