Assalamu’alaikum, ya Rasulullah,
Aku datang menziarahimu
Sekian waktu tak terbilang
Kunantikan saat-saat mengunjungi makammu,
Wahai kekasih Allah….
Dalam keheningan di
‘rumahmu’,
Aku mendengar gemuruh shalawat untukmu
Dengan siraman air mata ketulusan
Aku seperti merasakan
kehadiranmu ‘di balik sana’
Menyapa dan bertanya dengan suara lembut,
“Apa kabarmu dari negeri nan jauh?”
Aku bergetar
berada dekat taman rumahmu, Raudhah
Aku bermunajat ingin meniru tauladanmu,
Kesabaranmu yang bagai seluas samudera
Ketulusanmu yang luar biasa
Dan kesantunanmu yang menggugah mata dunia.
Saat engkau menjadi bahan
lelucon,
Dalam secarik gambar komik yang mencemooh,
Tahukah engkau, wahai Rasulku?
Hatiku pedih, sedih tak terperi
Namun kuyakin,
Di alammu kau akan tetap tersenyum
Penuh kesabaran beriringan dengan ketabahan
Menerima semua per
lakuan tak sopan
Seperti hinaan dan
cacian yang dulu-dulu kau terima
Sarat dengan ejekan, fitnah, ditingkahi kata-kata kasar
Namun kau balas dengan uluran tangan keikhlasan
Sampai Allah memanggilmu ke haribaan-Nya.
Shalawat dan salam
untukmu, wahai kekasih Allah...
Salam sejahtera untukmu,
ya Habiballah….
Raudhah, 22 November 2007
*repost 13 Desember
2020
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar